Alat Kapal Perikanan dan Alat Bantu Penangkap Ikan, Jenis, Klasifikasi, Navigasi, Kompas, GPS, Radar, Fish Finder (BBPPI) Semarang

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

ALAT KAPAL DAN PENANGKAP IKAN

Alat Kapal Perikanan dan Alat Bantu Penangkap Ikan, Jenis alat tangkap, Klasifikasi alat tangkap, Navigasi kapal, Kompas kapal, GPS kapal, Radar kapal, Fish Finder

BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENANGKAPAN IKAN

(BBPPI)

SEMARANG

Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliata Alat Kapal dan Penangkap Ikan

UNpadjajaran

Kelompok 1b :

Ahmad Fikry Diani                             230110090071

Noviani Wikiandy                               230110090072

Paksi Widyan P                                   230110090073

Poberson Naibaho                               230110090074

Yulianti                                               230110090075

Arindina A.M                                     230110090076

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Sumedang

2010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,  atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Lapangan Alat Kapal dan Penangkap Ikan Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang yang merupakan bagian dari tugas praktikum mata kuliah Alat Kapal dan Penangkap Ikan.

Dalam pembuatan laporan akhir ini, penulis banyak mendapat kesulitan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunannya, penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh kami maka kami mengucapkan maaf yang sebesar – besarnya apabila baik dalam dalam penulisan maupun penyajian makalah ini terdapat banyak kesalahan. Dengan tangan terbuka kami akan menerima segala saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.

 

Jatinangor,     Desember  2010

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejaran Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang

Berdirinya BPPI diawali sebagai Pangkalan Armada Survei dan Eksplorasi Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian RI bertempat di Semarang tahun 1975 dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 190/Kpts/Org/5/1975, tanggal 2 Mei 1975.

Pada perkembangan selanjutnya ditetapkan sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang perikanan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 308/Kpts/Org/1978 Tahun 1978. Pada tahun 1999, dan BPPI berada dibawah naungan Departemen Eksplorasi Laut RI setelah mengalami pemisahan dari Departemen Pertanian RI.

Sesuai dengan beban tugas yang diberikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 308/Kpts/Org/1978, tanggal 1 April 1978 maka BPPI Semarang ditetapkan sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang perikanan lingkup Direktorat Jenderal Perikanan.

Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.26G/MEN/2001, tanggal 01 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang. BPPI Semarang mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan penerapan dan pengembangan teknik penangkapan dan pengawasan serta kelestarian sumberdaya hayati perairan.

Setelah berkiprah di dunia perikanan Indonesia hampir selama 28 tahun, BBPPI Semarang menjadi Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI). Perubahan tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor : Per.03/MEN/2006, tanggal 12 Januari 2006, tentang Susunan Struktur Organisasi Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan.

STRUKTUR ORGANISASI

BBPPI BERDASARKAN PERMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOMOR: PER.3/MEN/2006 TANGGAL 12 JANUARI 2006

Selain itu Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang memiliki visi dan misi sebagai berikut :

VISI

Menjadikan BBPPI sebagai Pusat Pengembangan dan Pusat Informasi yang Tangguh dalam Teknologi Penangkapan Ikan.

MISI

  1. Menyiapkan bahan informasi produktifitas sarana penangkapan ikan.
  2. Melakukan perekayasaan sarana penangkapan ikan.
  3. Menyiapkan dan menguji bahan standar sarana penangkapan ikan.
  4. Melaksanakan akreditasi lembaga sertifikasi sarana penangkapan ikan.
  5. Melaksanakan sertifikasi sarana penangkapan ikan.
  6. Mengembangkan jaringan pengembangan penangkapan ikan.
  7. Mengembangkan jaringan sistem informasi teknologi penangkapan ikan.
  8. Menyebarluaskan teknologi penangkapan ikan.

1.2 Tujuan

Adapun praktikum lapangan di Balai Besar Pengenbangan Penangkapan Ikan Semarang ini bertujan agar para mahasiswa dapat mengaplikasikan materi kuliah yang telah didapatkan dengan fasilitas yang ada di Balai besar pengenbanagan penangkapan ikan semarang tersebut.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Alat Tangkap Ikan

Alat tangkap ikan atau alat penagkap ikan dalam arti luas adalah segala alat yang dapat digunakan dalan usaha penagkapan ikan. Dalam satu alat tangkap bila dilihat akan terdapat beberapa kontruksi yang terbuat dari berbagai bahan, misalnya pukat terdapat jaring atau netting, tali temali dan komponen lainya.

2.1.1 Jenis Alat Tangkap Ikan

Jaring Lingkar

Jaring Lingkar merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara melingkari gerombolan ikan sasaran tangkap menggunakan jaring yang dioperasikan dengan perahu/kapal serta didukung sarana alat bantu penangkapan untuk mendukung pengoperasiannya. Desain dan konstruksi jaring lingkar berkembang disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran jaring lingkar serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.

Pukat Tarik

Pukat tarik merupakan alat penangkapan ikan berkantong tanpa alat pembuka mulut jaring, yang pengoperasiannya dengan cara melingkari gerombolan ikan dan menariknya ke kapal yang sedang berhenti/berlabuh jangkar atau ke darat/pantai melalui kedua bagian sayap dan tali selambar. Desain dan konstruksi pukat tarik disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran pukat tarik serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.

Pukat Hela

Pukat hela merupakan alat penangkapan ikan berkantong yang dioperasikan dengan menggunakan alat pembuka mulut jaring yang dihela di belakang kapal yang sedang berjalan, sehingga ikan target tertangkap dengan cara tersapu di pertengahan atau dasar perairan dan masuk ke dalam kantong (cod end).

Pukat Dorong

Pukat dorong merupakan alat penangkapan ikan berkantong yang dioperasikan dengan cara di dorong di depan kapal atau tanpa kapal di lapisan permukaan atau dasar perairan, dimana dalam 1 unitnya bisa terdiri 1 (satu) unit jaring atau lebih yang terdiri dari bagian sayap, badan dan kantong. Untuk membuka bagian mulut kearah horizontal dibentang menggunakan tongkat (batang kayu, bambu) yang dipasang menyudut ke arah laut sehingga posisi pukat berada di depan.

Penggaruk

Penggaruk merupakan alat penangkap ikan berbingkai kayu atau besi yang bergerigi atau bergancu di bagian bawahnya, yang dilengkapi atau tanpa jaring/bahan lainnya. Penggaruk dioperasikan dengan cara menggaruk di dasar perairan dengan atau tanpa perahu untuk menangkap kekerangan dan biota lainnya.

Jaring Angkat

Jaring Angkat merupakan alat penangkapan ikan terbuat dari bahan jaring yang umumnya berbentuk segi empat dilengkapi bingkai bambu atau bahan lainnya sebagai rangka. Pengoperasiannya dengan menurunkan jaring ke dalam kolom perairan dan mengangkatnya ke atas perairan untuk memperoleh hasil tangkapan

Alat yang Dijatuhkan / Ditebarkan

Alat yang dijatuhkan/ditebarkan merupakan alat penangkapan ikan yang pengoperasiannya dilakukan dengan cara ditebarkan / dijatuhkan untuk mengurung ikan dengan atau tanpa kapal.

Jaring Insang

Jaring Insang (Gill net) merupakan alat penangkapan ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya merata dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah untuk menghadang ikan, sehingga ikan sasaran terjerat mata jaring atau terpuntal pada bagian tubuh jaring

Perangkap

Perangkap merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara memperangkap ikan dengan menggunakan jaring dan atau bahan lainnya yang dioperasikan dengan atau tanpa perahu/kapal.

Pancing

Pancing merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan memancing ikan sasaran tangkap sehingga tertangkap dengan mata pancing yang dirangkai dengan tali yang menggunakan atau tanpa umpan.

Alat Penjepit

Alat Penjepit dan Melukai merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara mencengkeram, mengait/menjepit, melukai dan atau membunuh sasaran tangkap yang dilakukan dari atas kapal atau tanpa menggunakan kapal.

Alat Lainnya ( Muro Ami )

Alat – alat lainnya merupakan alat penangkap ikan yang tidak termasuk dalam penggolongan kelompok sebelumnya, dimana prinsip penangkapan tidak dengan cara menjerat, memancing, memerangkap, mencengkeram, mengait/menjepit, melukai dan atau membunuh sasaran tangkap.

 

2.1.2 Klasifikasi Alat Tangkap Ikan

1)        Klasifikasi Jaring Lingkar

Berdasarkan penggolongannya jaring lingkar dibedakan berdasarkan bentuk konstruksi, cara operasi dan dimensi ukurannya.

Penggolongan berdasarkan bentuknya meliputi :

  1. Berbentuk persegi panjang yang dioperasikan dengan satu kapal.
  2. Berbentuk satu lengkungan (trapesium terbalik) yang dioperasikan dengan satu kapal.
  3. Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan dua kapal.

Berdasarkan dimensinya pukat cincin diklasifikasikan sebagai berikut :

  1. Pukat cincin mini: panjang kurang dari 300 m, berkembang di laut dangkal (Laut Jawa, Selat Malaka, perairan Timur Aceh) atau di sepanjang perairan pantai pada umumnya (coastal fisheries). Sasaran utamanya adalah ikan pelagis kecil, seperti :ikan layang, ikan tembang, lemuru dan kembung.
  2. Pukat cincin berukuran sedang: panjang dari 300 – 600 m yang dioperasikan di perairan yang lebih jauh atau di perairan lepas pantai (off shore fisheries). Sasaran utamanya adalah ikan tongkol dan kembung.
  3. Pukat cincin berukuran besar: panjang lebih dari 600 – 1000 m, yang dioperasikan di perairan laut-dalam di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Deep sea fisheries). Sasaran utama : ikan cakalang dan ikan tuna.

Pukat cincin super: panjang lebih dari 1000 m, berkembang di perairan laut bebas (High sea fisheries).

2)        Klasifikasi Pukat Hela

Menurut International Standard Statistical Classification of Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO, kelompok pukat hela, terdiri dari :

NO PENGGOLONGAN SINGKATAN KODE ISSCFG
1 TRAWL 03.0.0
2 Bottom trawls 03.1.0
–   Beam trawls TBB 03.1.1
– Otter trawls OTB 03.1.2
– Pair trawls PTB 03.1.3
– Nephrops trawls TBN 03.1.4
– Shrimp trawls TBS 03.1.5
– Bottom trawls (not specified) TB 03.1.6
3 Midwater Trawls 03.2.0
– Otter trawls OTM 03.2.1
– Pair trawls PTM 03.2.2
– Shrimp trawls TMS 03.2.3
– Midwater trawl (not specified) TM 03.2.4
4 Otter twin trawls OTT 03.3.0
Otter trawls (not specified) OT 03.4.9
Pair trawls (not specified) PT 03.5.9
Other trawls (not specified) TX 03.9.0

Menurut Klasifikasi Alat Penangkap Ikan Indonesia (KAPI), kelompok pukat hela, terdiri dari :

NO PENGGOLONGAN SINGKATAN Kode KAPI
1 PUKAT HELA PH 03.0.0
2 Pukat Hela Pertengahan PHP 03.1.0
– Pukat Hela Pertengahan Berpapan PHP-Pp 03.1.1
– Pukat Hela Pertengahan Dua Kapal PHP-2K 03.1.2
– Pukat Hela Pertengahan Lainnya PHP-L 03.1.9
3 Pukat Hela Dasar PHD 03.2.0
– Pukat Hela Dasar Berpalang PHD-Pi 03.2.1
– Pukat Hela Dasar Berpapan PHD-Pp 03.2.2
– Pukat Hela Dasar Dua Kapal PHD-2K 03.2.3
– Pukat Hela Dasar Lainnya PHD-L 03.2.9
4 Pukat Hela Lainnya PHL 03.9.0

3)        Klasifikasi Jaring Insang

Menurut International Standar Statistical Classification of Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO, kelompok jaring insang, terdiri dari :

NO PENGGOLONGAN SINGKATAN Kode ISSCFG
1 GILLNETS AND ENTANGLING NETS 07.0.0
2 Set gillnets (anchored) GNS 07.1.0
3 Driiftnets GND 07.2.0
4 Encircling gillnets GNC 07.3.0
5 Fixed gillnets (on stakes) GNF 07.4.0
6 Trammel nets GTR 07.5.0
7 Combined gillnets-trammel nets GTN 07.6.0
8 Gillnetss and entangling nets (not specified) GEN 07.9.0
9 Gillnets (not specified) GN 07.9.1

Menurut Klasifikasi Alat Penangkap Ikan Indonesia (KAPI) kelompok jaring insang, terdiri dari :

NO PENGGOLONGAN SINGKATAN Kode KAPI
1 JARING INSANG JI 08.0.0
2 Jaring Insang Hanyut JIH 08.1.0
3 Jaring Insang Tetap JIT 08.2.0
4 Jaring Insang Lingkar JILR 08.3.0
5 Jaring Insang Berlapis JIBL 08.4.0
6 Jaring Insang Lainnya JIL 08.9.0

4)        Klasifikasi Pancing

Menurut International Standar Statistical Classification of Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO, kelompok Pancing (Hooks and Lines), terdiri dari :

NO PENGGOLONGAN SINGKATAN Kode ISSCFG
1 HOOKS AND LINES 09.0.0
2 Handlines and pole-lines (hand operated) LHP 09.1.0
3 Handlines and pole-lines (mechanized) LHM 09.2.0
4 Set longlines LLS 09.3.0
5 Drifting longlines LLD 09.4.0
6 Longlines (not specified) LL 09.5.0
7 Trolling lines LTL 09.6.0
8 Hook and lines (not specified) LX 09.9.0

Menurut Klasifikasi Alat Penangkap Ikan Indonesia (KAPI) kelompok Pancing / Hooks and Lines, terdiri dari :

NO PENGGOLONGAN SINGKATAN Kode KAPI
1 PANCING PC 10.0.0
2 Pancing Ulur PCU 10.1.0
3 Pancing Berjoran PCJo 10.2.0
4 Rawai Tetap PCRT 10.3.0
5 Rawai Hanyut PCRH 10.4.0
6 Tonda PCT 10.5.0
7 Pancing Lainnya PCL 10.9.0

 

2.1.3 Metode Pengoprasian

  • Bubu
  • Cantarng
  • Lampara
  • Lampara Dasar
  • Long Line
  • Payang
  • Pukat Hela Dasar
  • Pukat hela Dasar 2
  • Tonda

 

2.2 Kapal Perikanan

Kapal adalah sarana untuk menunjang oprasi penangkapan ikan agar lebih efisien guna memaksimalkan hasil tangkapan. Kapal perikanan terdiiri atas kapal penangkap ikan dan kapal bukan penangkap ikan dengan tipe dan jenis tertentu.

  • Kapal Perikanan

Kapal, perahu atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan dan penelitian/eksplorasi perikanan.

  • Kapal Penangkap Ikan

Kapal yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk menampung dan mengangkut, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan.

  • Perahu Penangkap Ikan

Sarana apung penangkapan yang tidak mempunyai geladak utama dan bangunan atas/rumah geladak dan hanya memiliki bangunan atas/rumah geladak yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk menampung dan mengangkut, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan.

  • Kapal Pukat Hela

Kapal penangkap ikan yang mengoperasikan pukat hela yang dilengkapi dengan salah satu atau beberapa perlengkapan penangkapan ikan berupa pangsi pukat, penggantung, tempat peluncur dan batang rentang.

  • Kapal Pukat Cincin

Kapal penangkap ikan yang mengoperasikan pukat cincin yang dilengkapi dengan salah satu atau beberapa perlengkapan penangkapan ikan berupa blok daya, derek tali kerut, sekoci kerja dan tempat peluncur.

  • Kapal Penggaruk

Kapal penangkap ikan yang mengoperasikan alat tangkap penggaruk yang dilengkapi dengan salah satu atau beberapa perlengkapan penangkapan ikan berupa pangsi penggaruk dan batang rentang.

  • Kapal Jaring Angkat

Kapal penangkap ikan yang mengoperasikan alat tangkap jaring angkat yang dilengkapi dengan salah satu atau beberapa perlengkapan penangkapan ikan berupa pangsi jaring angkat, batang rentang depan dan belakang serta lampu pengumpul ikan.

  • Kapal Jaring Insang

Kapal penangkap ikan yang mengoperasikan alat tangkap jaring insang yang dilengkapi dengan perlengkapan penangkapan ikan berupa pangsi penggulung jaring.

  • Kapal Pemasang Perangkap

Kapal penangkap ikan yang mengoperasikan alat tangkap perangkap yang dilengkapi dengan perlengkapan penangkapan ikan berupa pangsi penarik tali perangkap.

  • Kapal Pancing

Kapal penangkap ikan yang dipergunakan untuk mengoperasikan pancing yang dilengkapi dengan salah satu atau beberapa perlengkapan penangkapan ikan berupa penarik/penggulung tali (line hauler), pengatur tali, pelempar tali, bangku umpan, ban berjalan, bak umpan hidup atau mati dan alat penyemprot air.

  • Kapal dengan Pompa

Kapal penangkap ikan yang mengoperasikan pompa penyedot untuk menangkap ikan

  • Kapal Serba Guna (multi purpose)

Kapal penangkap ikan yang mengoperasikan lebih dari 1 (satu) alat penangkapan ikan yang dilengkapi dengan salah satu atau beberapa perlengkapan penangkapan ikan yang sesuai dengan jenis alat penangkapan ikan yang digunakan.

  • Kapal Penangkapan Rekreasi

Kapal penangkap ikan yang dipergunakan untuk rekreasi dan mengoperasikan penangkapandengan alat tangkap ikan yang dilengkapi dengan fasilitas tempat memancing.

  • Kapal Bukan Penangkap Ikan

Kapal yang secara khusus tidak dipergunakan untuk menangkap ikan.

  • Kapal Induk Perikanan

Kapal khusus yang memiliki fasilitas untuk pengolahan ikan hasil tangkapan dan siap dipasarkan atau memiliki fasilitas untuk mengangkut atau menarik kapal-kapal penangkap yang berukuran kecil untuk mendukung operasi penangkapan ikan.

  • Kapal Pengangkut Perikanan

Kapal yang secara khusus dipergunakan untuk mengangkut ikan, termasuk memuat, menampung, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan kapal pengawas perikanan dan perlindungan kapal yang secara khusus memiliki fasilitas pengawasan dan perlindungan untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan perlindungan terhadap kegiatan perikanan.

  • Kapal Riset Perikanan

Kapal yang secara khusus memiliki fasilitas laboratorium untuk melakukan riset dan penelitian perikanan.

  • Kapal pengawas perikanan dan perlindungan

Kapal yang secara khusus memiliki fasilitas pengawasan dan perlindungan untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan perlindungan terhadap kegiatan perikanan.

  • Kapal Latih Perikanan

Kapal yang secara khusus memiliki fasilitas pendidikan untuk mendukung pelatihan penangkapan ikan

gambar kapal latih

 

2.3    Alat Navigasi

Kegiatan penangkapan ikan adalah suatu upaya untuk mendapatkan ikan hasil tangkapan dengan menggunakan alat tangkap, sarana apung atau kapal yang sesuai serta dengan memakai atau memanfaat kan peralatan bantu penangkapan  yang sesuai agar memperoleh hasil yang maksimal.

Didalam menentukan lokasi daerah penangkapan ikan (fishing ground) banyak factor yang mempengaruhinya, salah satu diantaranya adalah posisi kapal.  Penetuan posisi kapal yang akurat serta data pendukung lainnya dapat membantu keberhasilan operasi penangkapan ikan.

Pada umumnya kegagalan dalam usaha penangkapan ikan dilaut disebabkan karena; Tidak adanya kepastian mengenai jenis ikan yang akan diperoleh, tidak adanya kepastian tentang jumlah ikan yang akan diperoleh, dan tidak adanya kepastian mengenai tempat ikan.

Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat kegagalan tersebut adalah dengan menentukan tujuan ke lokasi penangkapan ikan yang pasti. Dengan menggunakan alat bantu penangkapan ikan yang salah satunya adalah alat bantu navigasi yang handal maka lokasi penangkapan ikan dapat dituju dengan pasti.

 

1. Navigasi

Navigasi berasal dari bahasa latin. Navis yang berarti kapal dan Agere yang berarti mengarahkan. Apabila kedua kata tersebut dirangkaikan menjadi satu, akan memberikan pengertian dan makna dari kata Navigasi adalah suatu proses dalam menjalankan kapal dari satu tempat ketempat tujuan dengan cara yang paling aman dan efisien.

Manfaat Navigasi :

  • Daerah penangkapan ikan: dengan ditemukannya sumberdaya perikanan di lokasi tertentu, yang memungkinkan untuk dimanfaatkan pada hari berikutnya
  • Penempatan alat penangkap ikan yang stasioner atau menetap
  • Perairan/ lokasi yang telah dapat merusak alat penangkap ikan
  • Mengetahui jalur-jalur daerah penangkapan ikan
  • Jarak terdekat dalam mencapai sasaran navigasi
  • Memenuhi ketentuan atau peraturan pelayaran yang berlaku

Navigasi Berdasarkan Daya Jelajah. Berdasarkan daya jelajahnya maka navigasi dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu ;

  • Navigasi Pantai

Pelayaran dengan cara menyusur pantai yang dalam menentukan posisi kapal dari satu tempat ketempat lainnya, dengan mengadakan pengamatan secara visual terhadap benda-benda yang terdapat disekitar pantai.

  • Navigasi Interinsuler

Pelayaran antar pulau, dalam menentukan posisi kapal sampai dengan jarak tertentu dapat menggunakan radar.

  • Navigasi Samudera

Pelayaran lintas samudera, dan dalam menentukan posisi kapal harus menggunakan  peralatan navigasi elektronik, seperti GPS.  Sebelum ditemukan GPS, para pelaut menggunakan Sextant untuk menentukan posisi kapal.

  • Navigasi Polar.

Pelayaran lintas benua.

 

2. Kompas

  • Kompas magnet (Magbetic Compass)

Kompas magnet adalah salah satu dari perlengkapan navigasi yang kuno dan masih tetap dipertahankan keberadaannya sampai sekarang, meskipun sudah ditemukan kompas gyro yang lebih canggih. Bagaimanapun canggihnya sebuah kapal yang modern dan dilengkapi dengan peralatan navigasi elektronik, namun masih harus dilengkapi dengan kompas magnet ini. Kompas magnet ini menurut penggunaannya ada 2 macam, yaitu :

  • Kompas Kemudi.

Kompas kemudi adalah kompas yang ditempatkan ditengah-tengah anjungan kapal, didepan jantra kemudi yang fungsinya untuk menentukan arah haluan kapal.  Pada umumnya kapal-kapal kecil hanya menggunakan kompas ini.

  • Kompas Standard

Kompas standard adalah kompas yang ditempatkan diatas ruangan anjungan kapal yang berfungsi sebagai patokan dari kompas yang ada dikapal, dan selain itu juga berfungsi untuk menentukan baringan-baringan datar. Kompas standard  pada umumnya terdapat di kapal-kapal besar, sedangkan dikapal-kapal kecil kompas standard juga berfungsi ganda, sebagai kompas standard sekaligus juga sebagai kompas kemudi.

  • Kompas Gyro ( Gyro Compass)

Kompas gyro adalah kompas atau pedoman yang memanfaatkan karakteristik giroskop (gyroscope) yang berputar pada kecepatan tinggi , sehingga ujung-ujung daripada poros giroskop selalu menunjukkan arah utara selatan sejati.

Gyro yang berputar cepat tadi, ditempatkan pada tiga buah cincin yang porosnya saling bersilangan, sehingga gyro tersebut dapat bergerak bebas walaupun kondisi kapal oleng (rolling) ataupun angguk (pitching), kondisi gyro akan tetap rata / datar.

 

3. Global Positioning System (GPS)

Global Positioning System atau lebih dikenal dengan singkatannya yaitu GPS adalah suatu sistim navigasi  berdasarkan penghitungan satelit yang mempunyai  ketepatan tinggi. Pertama kali peralatan ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk kepentingan militer, akan tetapi pada saat sekarang sudah digunakan secara luas untuk keperluan komersial maupun rekreasi.

Pada saat keadaan tersedia penuh, bumi diliput oleh suatu konstelasi satelit yang   terdiri  dari 24 buah , ditempatkan menyebar pada ketinggian mendekati 20.000 km pada orbit bumi yang beredar secara terus menerus memancarkan keseluruh penjuru dunia, mengenai posisi, cuaca , waktu dan informasi kecepatan kepada seluruh pesawat penerima GPS.  Jadi fungsi pesawat penerima GPS adalah untuk mengetahui letak atau posisi alat ini (pesawat penerima GPS) secara akurat, yaitu berdasarkan letak koordinat bumi atau perpotongan antara garis bujur dan garis lintang (Longitude and Latitude Coordinate).

Untuk dunia perikanan khususnya , pesawat penerima GPS ini sangat berguna karena dapat dimanfaatkan antara lain untuk :

  • Menentukan posisi kapal.
  • Mencari kembali posisi yang telah dilalui.
  • Menyimpan posisi/ koordinat pemasangan alat tangkap ikan seperti: bubu , gillnet longline dsb.
  • Menentukan arah haluan kapal dengan haluan sejati, sehingga tidak perlu menghitung variasi maupun deviasi sebagaimana pada kompas magnet

Cara pesawat penerima GPS menentukan posisinya ialah dengan menerima pancaran dari 3 (atau 4) satelit pada garis pandangnya dengan langkah – langkah dasar sebagai berikut:

  • Satelit GPS secara terus menerus memancarkan data orbitnya yang sangat tepat yang disebut ephemeris. Dengan data ini pesewat penerima GPS langsung menghitung posisi satelit.
  • Pesawat penerima GPS menghitung jaraknya terhadap satelit-satelit secara akurat.
  • Lokasi-lokasi satelit berikut jarak-jaraknya dari pesewat penerima GPS dapat diketahui. Pesawat GPS menetapkan posisinya sendiri terhadap satelit dengan bentuk sudut segitiga.

Hampir sama dengan alat penginderaan jarak jauh lainnya seperti Radar, dimana untuk menetapkan posisi yang paling akurat yang akan diperoleh jika diantara obyek-obyek sasaran mempunyai sudut pandang mendekati 90º satu sama lain dari posisi kita.  Begitu pula dengan GPS, secara umum bahwa semakin jauh letak satu satelit dengan satelit lainnya maka ketepatan posisinya akan lebih tinggi.

 

a. Bagian-bagian GPS

Pada umumnya pesewat GPS terdiri dari 2 bagian / unit :

  1. Unit Antena

Bentuknya beragam, ada yang berbentuk tabung, bentuk setengah bulat piringan tebal bahkan ada yang berbentuk bola besar.

  1. Unit Display

Pada umumnya bentuk display berupa layar monitor (LED) kecil berikut papan tombol (keyboard) nya menjadi satu. ( namun ada beberapa pabrikan yang memproduksi GPS yang bagian display dan antenanya menjadi satu, bahkan ada pula yang berukuran saku).

 

b. Pemasangan pesawat penerima GPS dikapal

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penerimaan sinyal satelit pada pesawat penerima GPS, maka pemasangan unit antenna maupun unit display sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini :

  1. Unit Antena
  • Dipasang jauh dari sorotan scanner Radar, karena sorotan Radar akan menghalangi penerimaan sinyal satelit GPS.
  • Pastikan bahwa lokasi disekitar antenna tidak menutupi garis pandang kearah satelit.  Benda-benda  disekitar antenna seperti tiang kapal, atau cerobong asap dapat menghalangi penerimaan sinyal satelit GPS.
  • Memasang antenna setinggi mungkin, hal ini juga akan menjaga dari percikan air laut.

2.    Unit Display

  • Tempatkan unit display jauh dari sengatan matahari langsung, karena panas tersebut akan menjalar ke bagian dalam kabinet dan akan membuat komponen-komponen didalamnya bekerja tidak normal.
  • Suhu dan kelembaban disekitar display harus stabil dan sedang.
  • Tempatkan display jauh dari pipa knalpot dan lubang angin.
  • Perlu adanya sirkulasi udara yang cukup.
  • Penempatan pemasangan unit display diusahakan dilokasi yang getarannya seminimal mungkin.

c. Pengoprasian GPS

Pada saat tombol  Power ditekan (on) , unit display tidak langsung mengeluarkan tampilan posisi sekarang, namun harus menunggu kurang lebih 2 menit untuk proses pencarian almanac (data yang berisi informasi orbit) yang dipancarkan oleh satelit-satelit GPS.  Setiap satelit selalu memancarkan data orbit dirinya sendiri serta perkiraan data orbit hampir semua satelit GPS yang ada. Kemudian baru penerimaan awal almanac sekitar beberapa puluh detik. Proses  tersebut secara keseluruhan akan memerlukan waktu  2 – 3 menit. Setelah itu Unit Display akan menampilkan beberapa informasi pada layar LCD yang antara lain mengenai :

  1. Waktu (Time)

Menerangkan waktu saat ini berdasarkan waktu internasional (UTC). Untuk penggunaan waktu local (Local Mean Time) dapat disesuaikan dengan cara yang biasanya diuraikan melalui fungsi tombol menu.

  1. Posisi

Menerangkan posisi saat ini yang merupakan koordinat garis lintang dan garis bujur (Latitude and Longitude) dari pesawat penerima GPS ini berada. Contoh :  34º 44’ 321 N 35º 21’ 567 E. Ini menunjukkan bahwa kapal berada pada koordinat (perpotongan) antara garis Lintang Utara 34 derajat  44,321 menit dengan garis Bujur Timur 35 derajat 21,567 menit).

  1. Haluan (Course)

Menerangkan haluan kapal saat ini. Contoh :  C =123º, berarti kapal bergerak/ berjalan dengan arah haluan  sejati 123˚

  1. Kecepatan (Speed)

Menerangkan kecepatan kapal saat ini, tertulis dalam satuan knot (KT). Informasi tersebut diatas tampil pada layar display sebagai tampilan standard atau sama dengan tampilan pada tombol “pos”.

 

d. Papan tombol (keyboard)

Fungsi beberapa tombol yang umum pada GPS :

Pos, menampilkan posisi kapal, haluan, kecepatan, waktu dan kondisi penerimaan pesewat (merupakan tampilan standard pada GPS).

R/B, menampilkan jarak (range) dan baringan (bearing) antara kapal dengan titik Sasaran, dimana titik Sasaran pada umumnya adalah lokasi pada posisi tertentu yang telah direkam dan diberi nama tertentu.

Nav, menampilkan informasi navigasi yang sesuai dengan apa yang dipilih oleh pengguna, seperti:

  • Posisi kini (seperti yang ada pada tampilan tombol POS ) berikut jarak dan baringan terhadap Sasaran (seperti pada fungsi R/B) berikut kecepatan kapal dan haluan kapal saat ini.
  • Kombinasi tampilan : waktu, kecepatan kesasaran, jarak tempuh, perkiraan waktu tiba di Sasaran.
  • Tampilan rimban (kemencengan arah) berikut indek kemencengannya serta gambar garis-garis skema perjalanan berikut rimbannya.
  • Tampilan nilai DOP , kecepatan rata-rata, haluan rata-rata berjalan.
  • Tampilan tanggal, bulan dan waktu kearah Sasaran berikut jarak, baringan dan nama tempat serta kecepatan kapal berikut haluannya.

Mob, adalah singkatan Man Over Board . Tombol ini berfungsi untuk menyimpan dengan merekam posisi, tanggal dan waktu pada saat kapal berada pada lokasi tertentu, dan pada saat kapal menjauh meninggalkan lokasi tersebut, maka jarak dan baringan terhadap posisi tersebut tetap dihitung terus secara otomatis sehingga kapal akan sangat mudah kembali ke posisi tersebut.

go to, tombol ini berfungsi untuk memilih titik posisi Sasaran yang diinginkan yang sudah terekam pada jejak yang ada pada way point.

Save, berfungsi untuk merekam posisi-posisi sekarang untuk disimpan dalam sistim.  Kemampuan menyimpan masing-masing GPS berbeda, biasanya antara 10 – 20 rekaman, bahkan ada yang lebih.

Recall, Berfungsi untuk menampilkan kembali posisi-posisi yang telah disimpan/direkam oleh fungsi “SAVE”

Way point (WPT),adalah suatu titik-titik lokasi khusus dalam jalur pelayaran, baik itu titik awal berangkat, titik-titik antara ataupun titik akhit tujuan. Tombol ini berfungsi untuk menampung posisi-posisi koordinat  tertentu yang dapat disimpan dalam memory display yang terkadang mampu untuk 100 –150 titik posisi termasuk informasi-informasi yang Berkenaan dengan pelayaran ke tujuan titik Sasaran tersebut dari posisi sekarang , antara lain mengenai :

  • Jarak dan baringan ke titik tujuan.
  • Haluan yang ideal.
  • Perkiraan waktu tiba di titik sasaran.
  • Perkiraan jarak tempuh.
  • Penyimpangan sudut haluan yang terjadi selama pelayaran dan titik berangkat ke titik tujuan.

Esc, tombol ini sama seperti yang terdapat pada komputer, berfungsi untuk me nonaktifkan fungsi yang sedang berjalan untuk kembali ke fungsi sebelumnya atau ke fungsi standard (default).

 

e. Menu yang terdapat dalam display GPS

Route, untuk merencanakan atau memilih jalur pelayaran, dimana jalur-jalur alternative yang akan diambil, sudah disimpan oleh pemprograman yang diciptakan sendiri sebelumnya. Fungsi ini secara otomatis dapat mencatat dan memperkirakan semua perhitungan – perhitungan  mengenai : jarak, baringan, perkiraan waktu tiba, kecepatan kapal saat itu dari satu titik WPT ke titik WPT lainnya serta dapat mengetahui rimban (kemencengan arah haluan) yang disebabkan karena adanya angin kencang dan arus.

Set Up, untuk Self Test (menguji kenormalan unit display maupun unit antenna) dan untuk penyetelan awal, seperti ; Penyesuaian waktu local (Local Mean Time); Ketinggian Antena; DOP

Dgps, Untuk menyetel Diferensial Mode GPS

Alarm, Untuk mengatur alarm pada kondisi tertentu agar tanda bahaya tersebut berbunyi pada saat memasuki kondisi yang telah deprogram sebelumnya, seperti :Kapal berjalan dengan kecepatan melebihi; Kapal memasuki wilayah posisi tertentu; Pada saat unit bekerja tidak normal; Terjadi rimban yang berlebihan terhadap jalur pelayaran yang telah deprogram; Kapal keluar dari radius batas tertentu saat labuh jangkar dll

Dimmer,Untuk meredupkan atau menambah terang layar tampilan.

Satellite, Berisi beragam informasi mengenai satelit – satelit GPS, antara lain: Nilai sinyal yang dipancarkan oleh sejumlah satelit; Nilai DOP dan sudut elevasi dari sejumlah satelit; Jumlah satelit yang masih berfungsi dam yang sudah tidak berfungsi; Nomor-nomor satelit; Menjelaskan bahwa pada waktu-waktu tertentu (dalam jam dan menit) dimana satelit tertent tidak mempunyai posisi tetap, atau sebaliknya.

 

 

4. Radar

Radar adalah kependekan dari Radio detecting and ranging. Radar merupakan salah satu alat bantu navigasi elektronika, yang digunakan untuk mendeteksi obyek (target/ sasaran) berdasarkan prinsip pengukuran waktu tempuh yang diperlukan untuk merambatkan pulsa sinyal gelombang elektromagnetik, sejak sinyal tersebut dipancarkan oleh transmitter hingga gema (echo) yang dipantulkan oleh obyek dan diterima pada receiver.  Sinyal elektromagnetik yang ditampilkan oleh obyek ke pesawat penerima tersebut selanjutnya tergambar pada layar kaca (Position Plan Indicator atau PPI), sehingga arah baringan dan jarak pengamat terhadap obyek dapat diketahui.

Obyek pengamatan radar dapat berupa:  kapal, pulau, radar reflektor, pelampung rambu dan benda lainnya yang dapat memantulkan gelombang elektromagnetik, bahkan awan yang rendah serta hujanpun dapat dideteksi oleh radar.

 

a. Komponen radar

Secara garis besar komponen radar tersusun antara lain : transmitter, scanner, receiver dan display unit.

  • Transmitter

Transmitter (pemancar), adalah salah satu komponen radar yang menghasilkan pulsa gelombang elektromagnetik. Pulsa tersebut disalurkan ke scanner untuk selanjutnya dipancarkan keluar menuju obyek (target / sasaran).

Pada transmitter terdapat tabung ”microwave oscilator” (dinamakan magnetron), yang menghasilkan gelombang elektromagnetik berfrekuensi tinggi antara 3.000 ~ 10.000 MHz (Megahertz). Pada kapal perang digunakan frekuensi hingga mencapai 30.000 MHz.

  • Scanner

Scanner merupakan antenna pemancar dan penerima pulsa (transmitter and receiver) gelombang microwave. Scanner bergerak berputar pada sumbunya menempuh putaran 360 derajat secara terus menerus dan berulang-ulang.  Sambil bergerak berputar, scanner memusatkan gelombang elektromagnetik dan memancarkannya secara terus menerus pada selang waktu tertentu menuju obyek. Pantulan (echo) geleombang elektromagnet yang dipantulkan oleh obyek kemudian diterima kembali pada scanner untuk selanjutnya diteruskan ke unit penerima (receiver).

  • Receiver

Receiver berfungsi menerima dan memperkuat sinyal gelombang pantulan (echo) yang diperoleh dari obyek dan merubahnya menjadi sinyal listrik untuk kemudian diteruskan ke display unit.

  • Display Unit

Display unit menerima sinyal yang dikirimkan oleh receiver, kemudian ditampilkan data obyek berupa gambar pada layar kaca yang terbuat dari tabung CRT (cathode ray tube). Layar tampilan pada tabung CRT tersebut dinamakan Position Plan Indicator (PPI). Pengamat dapat melihat atau mengamati keadaan obyek dari tampilan display unit ini berupa baringan dan jarak dari kapal pengamat ke obyek.

Pada display unit ini dilengkapi dengan tombol-tombol yang berfungsi untuk mengoperasikan radar tersebut.

 

b. Cara pengoperasian radar

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan , maka teknologi yang diterapkan pada radar semakin meningkat. Bermacam merk dan jenis radar dipasarkan dengan beraneka fasilitas teknologi yang ditawarkan, antara lain : bentuk radar, jenis-jenis tombol penyetel pun bervariasi. Namun demikian , walaupun bermacam-macam akan tetapi pada dasarnya cara penggunaannya terdapat suatu prosedur yang baku.

Tombol pengatur yang terdapat pada display unit  radar :

  • Tombol Power.

Pada tombol power terdapat 3 arah tampilan ; OFF, Stanby, ON. Pada posisi OFF; aliran sumber tenaga (aliran listrik) yang menuju radar  diputuskan, sehingga seluruh komponen radar tidak bekerja. Posisi Stanby; sumber tenaga yang menuju ke radar dialirkan, dan pada kedudukan tersebut aliran sumber tenaga dikendalikan oleh pengatur waktu (timer) untuk pemanasan  (warming up) seluruh komponen radar. Pada umumnya pemanasan memerlukan waktu antara 3 ~ 5 menit. Sebelum lampu indikator READY menyala, tombol power belum diijinkan diputar pada arah ON. Posisi ON; pada posisi ini seluruh komponen radar sudah siap untuk dioperasikan.

  • Brightness

Tombol brightness merupakan pengatur terang atau gelapnya layar kaca (PPI) . Dengan memutar tombol searah jarum jam, maka tampilan lingkaran jarak, garis baringan dan obyek dapat dilihat  pada PPI.

  • Sensitivity

Tombol sensitivity (kepekaan), adalah untuk mengatur kepekaan penerimaan receiver. Dengan memutar tombol ini searah jarum jam, display unit akan mengatur kepekaannya untuk menghilangkan tampilan gambar yang kotor (noise) agar layar PPI dapat menampilkan gambar yang jelas.

  • Tuning

Tombol tuning ; untuk mengatur penerimaan echo dari obyek yang akan ditampilkan. Untuk maksud tersebut , diupayakan jarum penunjuk tuning (tuning meter) menunjuk pada tanda optimum, agar tampilan gambar pada PPI sempurna.

  • STC (Sea Turned Control)

Pada saat cuaca buruk , ketika sedang melakukan pelayaran dilaut permukaan gelombang laut dapat terdeteksi oleh radar dan tergambar pada PPI, yang menyebabkan tampilan obyek terkadang tertutup oleh pantulan gelombang laut tersebut.  Dengan mengatur tombol STC, maka kepekaan penerimaan refleksi sinyal permukaan laut diperlemah, sehingga tampilan gambar obyek menjadi lebih jelas.

  • FTC (Fog Turned Control)

Ketika awan gelap dan rendah , atau hujan lebat maupun salju tampak pada tampilan layar PPI, maka pengamat menjadi sulit untuk mengidentifikasi gambar obyek pada PPI. Dengan mengatur tombol FTC, maka kepekaan penerimaan pantulan dari hujan, awan ataupun salju dapat dikurangi, sehingga tampilan gambar obyek menjadi lebih jelas.

  • Cursor

Cursor digunakan untuk memutar piringan penunjuk arah baringan (azimuth) kapal terhadap obyek pada layar PPI.

  • Ring Marker

Tombol ini berfungsi untuk menampilkan lingkaran jarak dari pada PPI. Dengan mengetahui jarak yang terdapat pada PPI tersebut, maka pengamat dapat menduga berapa jarak dari pengamat ke obyek tersebut

  • VRM (Variable Ring Marker)

Dengan mengatur tombol ini dapat menduga jarak dan arah baringan dari pengamat terhadap obyek.

 

c. Penggunaan radar pada kapal perikanan

Selain untuk bernavigasi, pada kapal-kapal perikanan radar secara tidak langsung juga dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam penangkapan ikan ; seperti menduga arah dan kedudukan alat tangkap long line, gillnet atau alat tangkap lainnya.

  • Penggunaan Radar pada Kapal Longliner dan Gillnetter.

Pada kapal longline dan gillnetter, setiap alat tangkap yang ditebar dipasang pelampung yang dilengkapi Radar reflektor . Dengan menggunakan radar maka keberadaan alat tangkap tersebut dapat dideteksi.

Dengan menggunakan radar, dapat pula dimanfaatkan untuk memantau kedudukan kapal-kapal ikan lainnya, untuk menghindari adanya pencurian alat tangkap dari kapal lain.

  • Penggunaan Radar Untuk Kapal Purse Seine.

Pada kapal purse seine, khususnya yang menggunakan payao (rumpon laut dalam), radar digunakan  sebagai alat bantu mencari kedudukan payao tersebut. Disamping itu , pada saat penebaran pancing (shooting) , radar digunakan untuk mengatur jarak antara kapal penangkap terhadap kedudukan payao dan kapal lampu (light boat) agar lingkaran putar pada saat shooting dapat sempurna, sehingga radius lingkaran penebaran alat tangkap dapat dipertahankan.

 

5. Fish Finder

Fish finder atau echo sounder yang dalam bahasa Indonesianya disebut Perm Gema adalah merupakan salah satu peralatan elektronik yang terdapat dikapal, digunakan untuk mendeteksi dan mengukur kedalaman air laut, serta dapat dimanfaatkan untuk bernavigasi.

Prinsip kerja fiah finder adalah pengukuran kedalaman laut berdasarkan pulsa getaran suara. Pulsa-pulsa getaran suara tersebut dipancarkan dari transducer kapal merambat melalui media air laut secara vertikal kedasar laut, kemudian dasar laut atau target lainnya sepwerti ikan dan lain-lain , akan memantulkan pulsa tadi yang kemudian diterima oleh transducer kapal.

Selang waktu pulsa saat dipancarkan, hingga kembali kembali ke receiver dapat dihitung, sedangkan kecepatan merambat suara diair laut dapat dikatakan tetap, sehingga separuh waktu tempuh dikalikan dengan kecepatan suara diair dapat dihitung sebagai kedalaman air.

Fungsi dari fish finder ini adalah  selain untuk mengukur kedalaman laut, dapat juga digunakan untuk mendeteksi dan mencari gerombolan ikan terutama ikan-ikan demersal . Selain itu dapat digunakan untuk melihat bentuk kontur dasar perairan serta jenis dasar perairan.

 

a. Komponen fish finder

Fish finder terdiri dari 4 komponen utama, yaitu : transmitter, transducer, receiver dan recorder.

  • Transmitteer.

Transmitter adalah bagian dari fish finder yang memproduksi pulsa listrik untuk dikirimkan ke transducer, namun sebelum sampai di transducer, pulsa listrik tadi diperkuat terlebih dahulu dari hanya beberapa watt (W) menjadi ribuan Watt (Kw)

  • Transducer.

Bagian alat yang berfungsi merubah pulsa listrik menjadi pulsa suara yang kemudian memancarkannya kedalam media air untuk mengenai obyek (sasaran/ target), dimana setelah suara tersebut mengenai sasaran maka akan dipantulkan kembali dan kemudian akan diterima kembali oleh transducer receiver. Disini pulsa suara diubah kembali menjadi pilsa listrik.

  • Receiver

Receiver berfungsi untuk memperkuat energi pulsa listrik yang lemah dari transducer menjadi kira-kira satu juta kali yang kemudian siap diproses dan diteruskan pada stylus.

  • Recorder

Alat ini berfungsi menggambarkan informasi pulsa listrik dalam bentuk goresan pada kertas pencatat dengan menggunakan stylus. Dalam penggunaan kertas pencatat ini ada dua jenis, yaitu kertas basah dan kering.

 

b. Cara pengoprasian

Untuk mengoperasikan fish finder , perlu mengetahui fungsi dari berbagi tombol yang tersedia pada display unit. Berbagai merk pabrikan fish finder yang mempunyai versi sendiri-sendiri, namun secara garis besar fungsinya hampir sama. Macam dan fungsi tombol-tombol tersebut ,antara lain :

  • Power On – Off, berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan fish finder.
  • Gain, berfungsi untuk mengatur kepekaan gambar pada recorder
  • White Line, tombol ini berfungsi untuk memperjelas garis dasar peraian serta untuk membedakan antara garis dasar perairan dengan benda-benda yang berada didekat dasar perairan seperti ikan atau udang.
  • Depth Range, untuk mengatur range kedalaman yang akan dideteksi
  • Phase Range, tombol untuk memilih  tingkatan jarak atau lapisan kedalaman, dimana setiap lapisan kedalaman disesuaikan dengan  jumlah kelompok jarak kedalaman.
  • Paper speed, untuk mengatur kecepatan kertas perekam. Biasanya ada pilihan lambat, sedang dan cepat.

 

c. Aplikasi fish finder

Fish  finder, selain digunakan untuk keperluan navigasi juga digunakan dalam beberapa kepentingan perikanan. Di dunia usaha Perikanan khususnya perikanan industri, fish finder bukan barang baru lagi, mereka sudah menggunakan untuk mencari ikan khususnya ikan demersal dan udang pada perikanan trawl.

Berbagai pengembangan dari metoda akustik di dunia perikanan adalah untuk menduga potensi sumberdaya ikan khususnya perikanan pelagis.

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan fish finder ini untuk pendugaan stok ikan, antara lain :

  • Waktu yang diperlukan untuk survey pendugaan stok relatif lebih singkat dan cepat.
  • Area Survey yang dapat diliput, cakupannya lebih luas.
  • Keluaran atau hasil survey lebih variatif
  • Akurasi hasil survey lebih baik disbanding dengan metoda lain.

Disamping kelebihan – kelebihannya, penggunaan metoda fish finder ada kelemahannya pula, antara lain :

  • Perangkat keras fish finder untuk yang canggih harganya relative mahal.
  • Masih langkanya ketersediaan suku cadang, andaikata ada hanya terdapat dikota-kota besar.
  • Masih sedikitnya sumberdaya manusia (SDM) yang mumpuni untuk mengoperasikan, merawat dan memperbaiki peralatan fish finder.

6. Sonar

Sonar merupakan salah satu alat bantu penangkapan ikan  yang sistim kerjanya hampir sama dengan fish finder., yaitu menggunakan pulsa suara yang dipancarkan oleh transducer kedalam laut.. Kalau pada fish finder ,pancaran pulsa hanya satu arah saja yaitu secara vertikal, sedangkan pada sonar arah pancaran transducer dapat digerakkan  baik horizontal maupun vertikal, namun pada umumnya penggunaan sonar lebih dititik beratkan untuk mendeteksi ikan pada arah horizontal atau mendekati arah horizontal.

Pada awalnya , generasi sonar yang masih konvensional pancaran pulsanya berasal hanya dari 1 transducer yang berputar sesuai dengan sudut dan arah yang dikehendaki. Sinyal pancaran sonar ini hampir mirip dengan pancaran scanner radar.  Untuk generasi yang baru sudah muncul omni sonar, dimana didalam transducer ini terdiri dari gabungan 128 unit transducer kecil-kecil, sehingga dengan demikian maka arah pancaran pulsa suara bisa serentak dilakukan menyebar dengan sudut 360 derajat.

Keuntungan menggunakan omni sonar adalah bahwa pergerakan target ikan yang terdeteksi dapat diikuti secara terus menerus, sedangkan pada sonar konvensional pada saat putaran sinyal sudah lewat, ada kemungkinan ikan sudah bergerak , sehingga pada putaran sinyal berikutnya target ikan sudah tidak terdeteksi lagi.

Sedangkan kelemahannya adalah selain harganya cukup mahal,juga memerlukan ruangan yang cukup besar. Karena peralatannya cukup canggih sehingga sangat peka terhadap perubahan temperatur ruangan transducer , dan untuk menjaga agar temperatur ruangan tetap rendah, ruangan tersebut dipasang air conditioning.

 

a. Komponen sonar

Susunan kompnen sonar sama dengan fish finder, yaitu terdiri dari : transmitter, transducer, receiver dan recorder.

  • Transmitter

Transmitter seperti halnya pada fish finder adalah mengirimkan pulsa listrik ke transducer, namun sebelum sampai di transducer, pulsa listrik tadi diperkuat terlebih dahulu dari hanya beberapa watt (W) menjadi ribuan Watt (Kw)

  • Transducer

Alat ini berfungsi menerima pulsa listrik dari transducer, kemudian memperkuat terlebih dahulu, kemudian  mengubahnya menjadi pulsa suara,    dan selanjutnya memancarkannya kedalam media air laut secara hoeizontal maupun vertikal dan menerima kembali sinyal pantulan tadi serta mengubah kembali menjadi pulsa listrik dan mengirimkan ke receiver.

  • Receiver

Receiver berfungsi untuk memperkuat energi pulsa listrik yang lemah dari transducer menjadi kira-kira satu juta kali yang kemudian siap diproses dan diteruskan ke rekorder.

  • Recorder

Recorder berfungsi menggambarkan informasi pulsa listrik pada layar PPI  (pada sonar konvensional), sedangkan gambaran  target pada  omni sonar  dapat dilihat seperti pada contoh dibawah ini.

 

b. Cara Pengoprasian

Dalam pengoperasian, seperti hal peralatan bantu lainnya sonar dilengkapi dengan beberapa tombol, antara lain :

  • Mainr switch.

Fungsi  tombol ini adalah untuk menghidupkan atau mematikan semua komponen sonar. Pada  mainswitch ini terdapat 4 tombol,yaitu : Power, Up, Mid dan Down. Power; Tombol untuk menghidupkan perangkat sonar. Up; Pada posisi ini transducer pada posisi diatas , atau didalam tabung pelindung pada lambung bawah kapal.. Disamping itu tombol ini berfungsi untuk menaikkan transducer keatas. Middle; Menaikkan dan menurunkan transducer pada posisi separuh. Down; Menurunkan transducer pada posisi terbawah.

  • Target marker

Dengan menekan tombo+0l ini maka pada layar monitor akan muncul tanda segitiga sebagai simbol target ikan

  • Own Ship Marker

Dengan menekan tombol ini, akan muncul tanda kapal sebagai kapal sendiri.. Data posisi kapal akan muncul pada menu Objects

  • Circle Marker

Tanda ini berfungsi untuk mengestimasi besarnya gerombolan ikan atau dapat juga digunakan untuk mengindikasikan ukuran daripada purse seine.

  • Gear Symbol

Tanda ini bisa digunakan untuk purse seine atau trawl, tergantung dari parameter yang dipilih dengan menekan tombol gear ini pada menu Set Up.

Seine circle : tombol ini digunakan untuk merencakan shooting purse seine.

Trawl symbol : tombol ini berguna dalam penggambaran pada waktu pengoperasian trawl.

  • Gain

Tombol ini untuk mencari gambar tampilan yang optimum dengan cara membesarkan atau mengecilkan sinyal echo yang diterima.. terdapat 2 pilihan, yaitu horizontal dan vertikal

  • Range Control

Ada 2 pilihan pengaturan jarak, yaitu secara horizontal dan vertikal.

  • Cursor

Cursor hanya digunakan untuk opientasi gambar tampilan dan operasional menu.

  • Trackball

Digunakan untuk menggerakkan cursor, seperti mouse pada komputer

  • Tilt

Tombol ini adalah untuk menggerakkan dan mengarahkan transducer pada sudut kemiringan yang dikehendaki.

Ada 2 pilihan untuk mengoperasikan tombol ini, dengan cara manual dan auto.

 

 

 

BAB III

HASIL PRAKTIKUM LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

 

3.1  Fishing Gear

3.1.1    Gill Net ( melinium)

Gill net atau dalam bahasa nelayan di indonesia sering disebut dengan jaring insang.  Gill net sangat efektif dalam penggunaanya , sehingga sangat diawasi oleh menejemen perikana dan penegak lembaga. Ukuran mesh size, panjang benang dan panjang besihnya serta kedalamnnya semua erat diatur guna mengurangy bycatch atau tangkapan species non sasaran.

Jaring insang  berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mesh size  merata . Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung pada tali ris atas dan sejumlah pemberat pada tali ris bawah. Tinggi jaring insang permukaan 5-15 meter & bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium terbalik, tinggi jaring insang pertengahan 5-10 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang serta tinggi jaring insang dasar 1-3 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium. Bentuk gill net tergantung dari panjang tali ris atas atau bawah.

Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air. Biasanya bahan yang digunakana adalah PA monofillament yang transparan (jernih) .

Gillnet yang di bbpi  :

Bahan                          : multimuno 10 serat

Peruntukan                  : dasar dan permukaan

Ukuran mesh size        : 4 inc

Banyak Yard               : 100 yard

Banyak mesh size        : 170 mz

 

3.1.2    Trawl

Trwal atau kita kenal dengan pukat udang adalah alat tangkap yang berbentuk kantong yang sasaran tangkapannya adalah udang. Jaring dilengkapi sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board) dan Turtle Excluder Device/TED, tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan dasar (demersal), yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan dan hanya boleh ditarik oleh satu kapal motor. Ris atas lebih pendek dari ris bawah. Ukuran trawl biasanya 6 sim, 2 sim, atau 4 sim.

Trawl di BBPPI :

Panjang           : 25 meter

Ukuran            : 6 sim

Bahannya        : polyetilen

Asal                   : kalimantan timur

 

3.1.3    Lampara

Lempara atau payang hampir seperti trawl tetapi terbalik dan sayapnya lebih panjang dan bersambung-sambung. Tiap sambungannya memiliki perbedaan baik itu ukuran mesh size, yard atau yang lainnya. Panjang atau ukuran dari sambungan satu ke sambungan lainnya tidak saman panjang. payang biasa digunakan untuk menjaring ikan pelagis kecil, seperti ikan teri. Lempayang terbuat dari bahan nilon, polyetilen, dan multifilamen. Ukuran payang terkecil sekitar 40meter.

Payang di BBPPI :

Panjang sayap                          : 60 meter

Bagian atas berbahan            : polyetilen

Bagian bawah berbahan       : nilon

Kantung berbahan                 : warning

Ukuran kantung                      : 12-17 meter

Ukuran badan                         : 3-4 meter

 

3.1.4    Pukat Ikan

Pukat Ikan adalah jenis penangkap ikan berbentuk kantong bersayap yang dalam operasinya dilengkapi (2 buah) papan pembuka mulut (otter board), tujuan utamanya untuk menangkap ikan perairan pertengahan (mid water) dan ikan perairan dasar (demersal), dan ikan ber ukuran besar yang dalam pengoperasiannya ditarik melayang di atas dasar hanya oleh 1 (satu) buah kapal bermotor.

 

3.1.5    Long Line

Long line atau dalam bahasa kita sering disebut rawai. Long line merupaka alat tangkap ikan yang terdiri dari  rangkaian tali utama (main line) , tali pelampung, beberapa tali cabang (branch line) yang menggantung pada tali utama yang mempunyai jarak tertentu dan diberi pancing yang berumpan pada ujungnya. Panjang tali utama bisa mencapai puluhan kilometer bahkan ratusan kilometer.

Long line di BBPPI :

Bahan main line          : monofillament

Jarang pancing            : 50 meter

Brand                           : 13,5 – 20 meter 3/ 2 bagian

Pancing                       : baja

Pelampung                  : menggantung kedalam , setiap 10 tali cabang 1 lampung

Tipe mata pancing       : circle

 

3.1.6    Purse seine

Purse seine adalah nama lain dari jaring lingkaran atau pukat cincin. Purse seine bisanya berbentuk empat persegi panjang atau trapesium dan dilengkapi dengan tali kolor dibagian bawah, yang di lewatka pada cincin dan diikat pada tali ris bawah. Sehingga jika tali kolor di tarik bagian bawah akan mengerucut dan ikan akan terperangkap.

Nama bagian pada jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:

  1. jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”
  2. jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6 #1”
  3. jaring kantong, #3/4”

srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.

tali pelampung, bahan PE Ø 10mm, panjang 420m.

tali ris atas, bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m.

tali ris bawah, bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m.

tali pemberat, bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.

tali kolor , bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m.

tali slambar, bahan PE Ø 27mm, panjang bagian kanan 38m dan kiri 15m

Pada purse seine ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir. Sedangkan pemberat terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat. Dan Cincinnya terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).

 

3.2       Alat bantu penangkapan ikan pada kapal penagkap ikan

3.2.1    Purse winch

Alat ini terbuat dari baja, Alat ini terdapat pada kapal purse seine.Fungsi nya adalah untuk menarik jaring dan menggulungnya.

3.2.2    Grease Oilings

Alat ini terdapat pada kapal longline.alat ini masih manual dalam menarik tali jaringnya, belum atutomatis.

3.2.3    Net Hauler

Alat ini terdapat pada kapal Gill Net, fungsinya adalah sebagai penarik jaring dan menggulungnya.

3.2.4        Main Drum

Alat ini terdapat pada kapal long line juga, namun alat ini sudah automatic dalam menarik jaring longline dan menggulungnya juga.

3.3       Mesin Induk Kapal

Ruang mesin Induk di BBPPI semarang merupakan ruangan percontohan Mesin induk kapal penangkapan ikan. Mesin  induk ini berfungsi untuk sebagai mesin penggerak kapal yang paling utama.

Mesin yang digukanan adalah 4CHE3(main engine) yang bermerek YANMAR, dengan kekuatan 78 Horse Power(HP) dan Rpm 1257.

Mesin ini adalah mesin dengan kekuatan 4 tak, yang terdiri dari :

  1. 4 langkah thor/Phiston
  2. 2 kali putaran poros engkol
  3. 1 kali hasil kerja/proses kerja.

Sistem dalam mesin ini terdapat 3 sistem,yang terdiri dari :

  1. Sistem bahan bakar
  2. sistem pelumasan
  3. sistem air pendingin

Perhitungan bahan bakar = PK x Berat Jenis  minyak x 0,2

keterangan :

PK : Horse power mesin = 78

Berat jenis minyak(solar) = 0,85

Dari mesin ini juga dapat diketahui perhitungan Bahan bakar :

Perhitungan bahan bakar = PK x Berat Jenis  minyak x 0,2

keterangan :

PK : Horse power mesin = 78

Berat jenis minyak(solar) = 0,85

Mesin ini mempunyai = 78 x 0,85 x 0,2  = 13,26 liter/jam

Artinya, mesin induk kapal ini dapat menghabisakan 13,26 liter solar per jam.

3.4 Navigasi Kapal Penangkap Ikan

Pada ruang navigasi banyak alat-alat navigasi yang standart ada pada kapal penangkap ikan, ini semua merupakan bantuan dari Jepang untuk mendukung ilmu perikanan di Indonesia. Alat-alat itu diantaranya adalah:

  1. GMDSS, berguna sebagai alat penghubung antara kapal satu dengan yang lainnya dan juga dengan radio station di pelabuhan.
  2. EPIRB (emergengency position indicating radio bealen) & SART (search and rescue radar transfounder), alat ini digunakan untuk menyebarkan kabar bahaya atau dikapal udara biasa disebut dengan Epilb box atau sistem pencarian dimana apabila kapal tenggelam agar mudah diketemukan oleh tim SAR.
  3. ARPA atau automatic radar ploting aid yang berguna untuk memantau apapun yang ada dipermukaan air laut, baik benda bergerak maupun yang diam.
  4. SONAR yang berguna untuk melihat gerombolan ikan dengan menggunakan bantuan gelombang suara dan juga dapat melihat jejak ikan dilautan.
  5. GPS (global positioning system) yang berguna untuk mengetahui letak wilayah dimana kapal berada, gps menggunakann informasi yang berasal dari satelit, minimal gps menggunakan satelit adalah sebanyak 6 satelit. semakin banyak gps dapat menangkap sinyal dari satelit semakin detail data yang bisa didapat.
  6. Fish Finder yang berguna untuk melihat schooling fish secara horizontal, alat ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk prosesnya.
  7. weather faximile yang berguna untuk menerima data cuaca di daerah dan negara manapu yang kita mau dengan terlebih dahulu kita meminta untuk dikirimkan datanya. Dalam alat ini juga dapat terlihat mulai dari arus, gunung, arah angin, ombak, dll

3.5 K.M Trevally

K.M Trevally merupakan kapal penagkap ikan yang disumbangkan oleh pemerintah jepang kepada BBPPI Semarang untuk membantu pengetahuan tentang perikanan dan kelautan di Indonesia.

Kapal ini termasuk kapal purse seine, tetapi dalam kapal ini terdapat Gill Net dan Bottom Longline. Di dalam kapal ini seperti pada umumnya kapal laut terdapat alat navigasi, dan juga Kabin kemudi kapal dan juga deck kapal yang mampu memuat 12 orang.

Kapal penangkap ikan ini sudah pernah keliling laut Indonesia, bahkan sampai Philiphina.

3.6 Fishing And Navigation Simulator Centre

Dalam ruangan ini diset sedemikian rupa sehingga menerupai sekali dengan aslinya seperti kita sedang menjadi nakhoda kapal dengan layout yang mirip dengan keadaan dipelabuhan  Tanjung emas. Lengkap dengan peralatan-peralatannya diantaranya, arpa, sounder, sonar, poanning (kontrol panel kemudi), GPS, dan, air disc (peta elektonik).

 

BAB IV

PENUTUPAN

4.1     Kesimpulan

Dengan adanya kujungan praktek lapangan ke Balai Besar Pengembangan Penagkapan Ikan (BBPPI) di Semaran ini kami para praktikan dapat melihat secara langsung pengaplikasi dari materi dan teori yang kami dapat dalam perkuliahan. Jika dalam perkuliah kami hanya mempelajarinya memalui gambar, di lapangan kami dapat mempelajarinya melalui alatnya langsung ataupun bertanya dan berdiskusi dengan pembimbing dari BBPPI yang tentunya lebih berpengalaman.

Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang ini merupaka satu-satunya lembaga pemerintah yang bergerak dalam penelitian dan pengembangan dunia perikanan di Indonesia. Faktor yang menunjang itu salah satunya alat-alat penagkapan ikan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan penelitian perikanan di Indonesia.

4.2     Saran

Alangkah lebih baiknya jika para mahasiswa yang berkunjung diberi kesempatan untuk memperaktekan secara langsung cara menggunakan alat tangkap, atau yang lainya yang berhubunhan dengan alat-alat penangkapan ikan agar kami para mahasiswa mempunyai bekal pengalaman praktek tidak hanya teori.

 

DAFTAR PUSTAKA

Klik untuk mengakses identifikasikapaldanalattangkap.pdf

http://bbppi.info/index.php?pilih=hal&id=6

Klik untuk mengakses Klasifikasi%20API.pdf


1 thoughts on “Alat Kapal Perikanan dan Alat Bantu Penangkap Ikan, Jenis, Klasifikasi, Navigasi, Kompas, GPS, Radar, Fish Finder (BBPPI) Semarang

  1. elbas

    laporannya sangat bermanfaat mas, terimakasih informasinya. mungkin bisa jadi pertimbangan untuk penulis, nama kapal yang diteliti sangat minim disebutkan sehingga saya sebagai pembaca kesulitan untuk menemukan kapal apa yang sedang dijadikan objek laporan penulis. Terimakasih

    Balas

Tinggalkan komentar